Jumat, 19 Oktober 2012

SIMPTOM PSIKIATRI-FORM


TANDA DAN GEJALA PSIKIATRI

Kesadaran dan kognisi
A. Kesadaran : suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri.
Tingkat kesadaran :
1.      Kompos Mentis : suatu derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi pada diri dan lingkungannya serta bereaksi secara memadai.
Contoh :


2.      Apatis : suatu derajat penurunan kesadaran , yakni individu berespon lambat terhadap stimulus dari luar. Orang dengan kesadaran apatis tampak tak acuh terhadap situasi di sekitarnya.
Contoh :


 


3.      Somnolensi : suatu keadaan kesadaran menurun yang cenderung tidur, Orang dengan kesadaran somnolen tampak selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus luar.
Contoh :


 



4.      Stupor : derajat penurunan kesadaran berat. Orang dengan kesadarn stupor nyaris tidak berespon terhadap stimulus dari luar atau hanya memberikan respon minimal terhadap rangsangan kuat.
Contoh      :


 



5.      Koma : Derajat kesadaran paling berat. Individu  dalam keadaan koma tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar.
Contoh :


 



6.      Kesadaran Berkabut : suatu perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya. Seringkali individu tampak bingung, sulit memusatkan perhatiandan mengalami disorientasi.
Contoh :


 



7.      Delirium : suatu perubahan kesadaran yang disertai gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku fluktuatif, dapat gaduh gelisah kemudian pendiam dan disertai halusinasi dan ilusi. Contoh :


8.      Kesadaran seperti mimpi : Gangguan kualitas kesadaran yang terjadi pada serang epilepsi psikomotor.
Contoh :



9.      Twilight State : Keadaan perubahan kualitas kesadaran yang disertai halusinasi. Seringkali terjadi pada gangguan kesadaran oleh sebab gangguan otak organik. Penderita seperti berada dalam keadaan separuh sadar , respon terhadap lingkungan terbatas, perilakunya impulsif, emosinya labil dan tak terduga.
contoh :


 





b. Kognisi
Kemampuan untuk mengenal atau mengetahui mengenai benda atau keadaan atau situasi, yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang. Termasuk dalam fungsi kognitif adalah memori/daya ingat, konsentrasi/perhatian, orientasi, kemampuan berbahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif, abstraksi, dan taraf intelegensi.
Contoh            :



c. Perhatian/konsentrasi
Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu. Gangguan perhatian meliputi ketidakmampuan memusatkan perhatian, mempertahankan perhatian ataupun mengalihkan perhatian.
a. Distraktibilitas
    Ketidakmampuan individu untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasinya sangat mudah teralih oleh berbagai stimulus yang terjadi di sekitarnya. Lazim ditemui pada gangguan cemas akut dan keadaan mania.
Contoh            :


 



b. Inatensi selektif
     Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan.
Contoh:



c. Kewaspadaan berlebih (hipervigilitas)
Pemusatan perhatian yang berlebihan terhadap stimulus eksternal dan internal sehingga penderita tampak sangat tegang.
Contoh         :


d. Orientasi
Kemampuan individu untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana adanya. Dibedakan atas orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali orang-orang yang sudah dikenalnya.
a. Orientasi ruang atau spasial
Kemampuan individu untuk mengenali tempat ia berada.
Contoh        :


 



b. Orientasi waktu
Kemampuan individu untuk mengenali secara tepat waktu saat individu berada
Contoh        :





e. Memori/daya ingat
Proses pengelolaan informasi, meliputi perekaman-penyimpanan-dan pemanggilan kembali.
a. Amnesia
Ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau seluruh pengalaman masa lalu.
- Amnesia anterograd
     Apabila hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian.
Contoh :


- Amnesia retrograd
Hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Contoh :


 



b. Paramnesia
Terjadinya distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya.
- Konfabulasi
Ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.
Contoh :


- Déjà Vu
Suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi yang sesungguhnya belum pernah dikenalnya.
Contoh :


- Jamais Vu
Kebalikan dari Déjà vu, yaitu merasa asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.
Contoh :


 



- Hiperamnesia
Ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman.
Contoh :



-  Screen memory
Secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat ditoleransi.
Contoh :


 



- Letologika
Ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari demensia.
Contoh :




- Memori segera (immediate memory)
Kemampuan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi, yakni rentang waktu beberapa detik sampai beberapa menit.
Contoh :



- Memori baru (recent memory)
Ingatan terhadap pengalaman/informasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Contoh :


 



- Memori jangka menengah (recent post memory)
Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan yang lalu.
Contoh :


- Memori jangka panjang
Ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi (bertahun-tahun yang lalu). Contoh :


 





EMOSI
Suasana perasaan yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu.
a. Mood
Suasana perasaan yang menetap bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
- Mood eutimia
Suasana perasaan dalam rentang normal yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
Contoh :


 



- Mood hipotimia
Add caption
Suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Contoh :



- Mood disforia
Menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan.
Contoh :
 




- Mood hipertimia
Suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
Contoh :


- Mood euforia
Suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
Contoh :


- Mood ekstasia
Suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap-luap.
Contoh :


 



- Aleksitimia
Suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Contoh :


 



- Anhedonia
Suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
Contoh :



- Mood kosong
Kehidupan emosi yang sangat dangkal, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan.
Contoh :



- Mood labil
Suasana perasaan yang berubah dari waktu ke waktu.
Contoh :



- Mood iritabel
Suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap suasana yang tidak disenanginya.
Contoh :


b. Afek
Respons emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak-gerik tubuhnya.
- Afek luas
Ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh sesuai dengan suasana yang dihayatinya.
Contoh :



- Afek menyempit
Menggambarkan suasana emosi yang terbatas
Contoh :



- Afek menumpul
                   Merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi.
Contoh :




- Afek mendatar
Suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi.
Contoh :
- Afek serasi
Menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasan yang dihayatinya.
Contoh :
- Afek tidak serasi
Kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati.
Contoh :

- Afek labil
Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal
Contoh :
PERILAKU MOTORIK
Perilaku motorik adalah ekspresi perilaku individu yang terwujud dalam ragam aktivitas motorik. Beberapa ragam gangguan perilaku motorik adalah :
1. Stupor katatonia
            Penurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi sebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung. Keadaan ini dapat dijumpai pada skizofrenia katatonik.
Contoh :
2. Furor katatonia
            Suatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.
Contoh :
3. Katalepsia
            Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama.
Contoh :
4. Flexibilitas cerea
            Keadaan sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin.
Contoh :



5. Akinesia
            Menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat terbatas pada keadaan berat menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik.
Contoh :
6. Bradikinesia
            Perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada parkinsonisme atau penyakit parkinson.
Contoh :

PROSES PIKIR
1.      Proses pikir primer
Terminologi yang umum untuk pikiran yang dereistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan pada mimpi, tidak normal seperti pada psikosis.
Contoh :
2.      Gangguan bentuk pikir/arus pikir
a.       Asosiasi longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan  sama sekali; dalam bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia.
Contoh :
b.      Inkoherensia : pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti, pikiran atau kata keluar bersama-sama tanpa hubungan yang logis atau tata bahasa tertentu hasil disorganisasi pikir.
Contoh :




c.       Flight of idea/ lompat gagasan: pikiran yang sangat cepat, verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang menghasilkan perpindahan yang konstan dari satu ide ke ide lainnya; ide biasanya berhubungan dan dalam bentuk yang tidak parah, pendengar mungkin dapat mengikuti jalan pikirannya.
Contoh :
d.      Sirkumstansial : pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat mencapai point yang diharapkan, tetapi seringkali akhirnya mencapai point atau tujuan yang diharapkan, sering diakibatkan keterpakuan yang berlebihan pada detail dan petunjuk-petunjuk.
Contoh :

e.       Tangensial : ketidakmampuan untuk mencapai tujuan secara langsung dan seringkali pada akhirnya tidak mencapai point atau tujuan yang diharapkan.
Contoh :


ISI PIKIR
Gangguan Isi pikir:
1.      Kemiskinan isi pikir : pikiran yang hanya menghasilkan sedikit informasi karena ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak dikenal.
Contoh :

2.      Waham atau delusi: suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan simpulan yang keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dengan intelegensia dan latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau dengan jalan penyajian fakta.
Jenis- jenis waham:
a.       Waham bizzare: keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh.
Contoh :
b.      Waham sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinan yang tergabung dengan satu tema/kejadian.
Contoh:
c.       Waham nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat.
Contoh :
d.      Waham somatik: perasaan yang keliru yang melibatkan fungsi tubuh.
Contoh :
e.       Waham paranoid: termasuk didalamnya waham kebesaran, waham kejaran/presekutorik, waham rujukan (reference), dan waham dikendalikan.
·         Waham kebesaran : keyakinan atau kepercayaan, biasanya psikotik sifatnya, bahwa dirinya adalah orang yang sangat kuat, sangat berkuasa atau sangat besar.
Contoh :
·         Waham kejaran (presekutorik): suatu delusi yang menandai seorang yang paranoid, yang mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk melukainya, atau yang mendorong agar dia gagal dalam tindakannya. Kepercayaan ini sering dirupakan  dalam bentuk komplotan yang khayali, dokter dan keluarga pasien dicurigai bersama-sama berkomplot untuk merugikan, merusak, mencederai, atau menhancurkan dirinya.
Contoh:
·         Waham rujukan (delusion of reference) : suatu kepercayaan keliru yang meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau akan menjahati dirinya.
Contoh :
·         Waham dikendalikan : keyakinan yang keliru bahwa keinginan, pikiran, atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
Termasuk didalamnya:
-          Thought withdrawal : waham bahwa pikirannya ditarik oleh orang lain atau kekurangannya.
Contoh :
-          Thought insertion : waham bahwa pikirannya disisipi oleh orang lain atau kekuatan lain.
Contoh:
-          Thought broadcasting : waham bahwa pikirannya dapat diketahui oleh orang lain, tersiar diudara.
Contoh :
f.       Waham cemburu: keyakinan yang keliru yang berasal dari cemburu patologis tentang pasangan yang tidak setia.
Contoh:
g.      Erotomania : keyakinan yang keliru, biasanya pada wanita, merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya.
Contoh :

PERSEPSI
1. Depersonalisasi
            Adalah satu kondisi patologis yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif dengan gambaran seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya) sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali).
Contoh :

2.  Derealisasi
            Adalah perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak nyata.
Contoh :
3. Ilusi
            Adalah satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata.
Contoh :
4. Halusinasi
            Persepsi atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata; maenghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
Jenis-jenis halusinasi :
a. Halusinasi hipnagogik
   persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika mulai jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Contoh :
b. Halusinasi hipnapompik
   persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Contoh :
c. Halusinasi auditorik :
    persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik.
Contoh :
d. Halusinasi visual
   persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk jelas (orang) atau pun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
e. Halusinasi penciuman
            persepsi penghidu keliru yang seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
f. Halusinasi pengecapan
   persepsi pengecapan keliru seperti rasa tidak enak sebagai gejala awal kejang, seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
g. Halusinasi taktil
   persepsi perabaan keliru seperti phantom libs (sensasi anggota tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah kulit).
Contoh :
h. Halusinasi somatik
   Sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal sebagai cenesthesic hallucination).
Contoh :
i. Halusinasi liliput
            persepsi keliru yang mengakibatkan obyek terlihat lebih kecil (micropsia).
Contoh :
REALITY TESTING OF ABILITY (RTA)
            Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan. Kekacauan perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas (Reality Testing of Ability).



DAYA NILAI
            Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan situasi tersebut.
1. Daya nilai sosial
            Kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar (situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu.
Contoh :
2. Uji Daya Nilai
            Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan.
Contoh :
TILIKAN
            Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi (termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri).
Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak memahami penyebab sakitnya.
Contoh :
 Tilikan derajat 5 : menyadari penyakitnya dari faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
Contoh :
Tilikan derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
Contoh :