TANDA DAN GEJALA
PSIKIATRI
Kesadaran dan kognisi
A. Kesadaran
: suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar
maupun dari dalam diri.
Tingkat kesadaran
:
1. Kompos
Mentis : suatu derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi
rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang
terjadi pada diri dan lingkungannya serta bereaksi secara memadai.
Contoh :
2. Apatis
: suatu derajat penurunan kesadaran , yakni individu berespon lambat terhadap
stimulus dari luar. Orang dengan kesadaran apatis tampak tak acuh terhadap
situasi di sekitarnya.
Contoh :
3. Somnolensi
: suatu keadaan kesadaran menurun yang cenderung tidur, Orang dengan kesadaran
somnolen tampak selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus luar.
Contoh :
4. Stupor
: derajat penurunan kesadaran berat. Orang dengan kesadarn stupor nyaris tidak
berespon terhadap stimulus dari luar atau hanya memberikan respon minimal
terhadap rangsangan kuat.
Contoh :
5. Koma
: Derajat kesadaran paling berat. Individu
dalam keadaan koma tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar.
Contoh :
6. Kesadaran
Berkabut : suatu perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu
berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya.
Seringkali individu tampak bingung, sulit memusatkan perhatiandan mengalami
disorientasi.
Contoh :
7. Delirium : suatu
perubahan kesadaran yang disertai gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku
fluktuatif, dapat gaduh gelisah kemudian pendiam dan disertai halusinasi dan
ilusi. Contoh :
8. Kesadaran
seperti mimpi : Gangguan kualitas kesadaran yang terjadi pada serang epilepsi
psikomotor.
Contoh :
9.
Twilight
State : Keadaan perubahan kualitas kesadaran yang disertai
halusinasi. Seringkali terjadi pada gangguan kesadaran oleh sebab gangguan otak
organik. Penderita seperti berada dalam keadaan separuh sadar , respon terhadap
lingkungan terbatas, perilakunya impulsif, emosinya labil dan tak terduga.
contoh :
b. Kognisi
Kemampuan untuk
mengenal atau mengetahui mengenai benda atau keadaan atau situasi, yang
dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang.
Termasuk dalam fungsi kognitif adalah memori/daya ingat, konsentrasi/perhatian,
orientasi, kemampuan berbahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif,
abstraksi, dan taraf intelegensi.
Contoh :
c.
Perhatian/konsentrasi
Usaha untuk
mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu. Gangguan perhatian
meliputi ketidakmampuan memusatkan perhatian, mempertahankan perhatian ataupun
mengalihkan perhatian.
a.
Distraktibilitas
Ketidakmampuan individu untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian.
Konsentrasinya sangat mudah teralih oleh berbagai stimulus yang terjadi di
sekitarnya. Lazim ditemui pada gangguan cemas akut dan keadaan mania.
Contoh :
b. Inatensi
selektif
Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu,
biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan.
Contoh:
c. Kewaspadaan berlebih (hipervigilitas)
Pemusatan perhatian yang berlebihan
terhadap stimulus eksternal dan internal sehingga penderita tampak sangat
tegang.
Contoh :
d.
Orientasi
Kemampuan
individu untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana adanya. Dibedakan atas
orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali orang-orang yang
sudah dikenalnya.
a. Orientasi
ruang atau spasial
Kemampuan
individu untuk mengenali tempat ia berada.
Contoh :
b. Orientasi
waktu
Kemampuan
individu untuk mengenali secara tepat waktu saat individu berada
Contoh :
e.
Memori/daya ingat
Proses
pengelolaan informasi, meliputi perekaman-penyimpanan-dan pemanggilan kembali.
a. Amnesia
Ketidakmampuan
untuk mengingat sebagian atau seluruh pengalaman masa lalu.
- Amnesia
anterograd
Apabila hilangnya memori terhadap
pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian.
Contoh
:
-
Amnesia retrograd
Hilangnya memori terhadap
pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Contoh
:
b. Paramnesia
Terjadinya distorsi ingatan dari
informasi/pengalaman yang sesungguhnya.
- Konfabulasi
Ingatan palsu yang muncul untuk mengisi
kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.
Contoh
:
- DéjÃ
Vu
Suatu ingatan palsu terhadap pengalaman
baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi yang sesungguhnya belum
pernah dikenalnya.
Contoh
:
-
Jamais Vu
Kebalikan dari Déjà vu, yaitu merasa
asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.
Contoh :
-
Hiperamnesia
Ingatan yang mendalam dan berlebihan
terhadap suatu pengalaman.
Contoh
:
- Screen
memory
Secara sadar menutupi ingatan akan
pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat
ditoleransi.
Contoh :
-
Letologika
Ketidakmampuan yang bersifat sementara
dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim
terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari demensia.
Contoh
:
-
Memori segera (immediate memory)
Kemampuan mengingat peristiwa yang baru
saja terjadi, yakni rentang waktu beberapa detik sampai beberapa menit.
Contoh
:
-
Memori baru (recent memory)
Ingatan terhadap pengalaman/informasi
yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Contoh :
-
Memori jangka menengah (recent post
memory)
Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi
selama beberapa bulan yang lalu.
Contoh
:
-
Memori jangka panjang
Ingatan terhadap peristiwa yang sudah
lama terjadi (bertahun-tahun yang lalu). Contoh :
EMOSI
Suasana perasaan
yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan
perilaku individu.
a. Mood
Suasana perasaan yang menetap bersifat
pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap
kehidupannya.
- Mood eutimia
Suasana
perasaan dalam rentang normal yakni individu mempunyai penghayatan perasaan
yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
Contoh :
- Mood hipotimia
|
Add caption |
Suasana perasaan
yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Contoh :
- Mood disforia
Menggambarkan
suasana perasaan yang tidak menyenangkan.
Contoh :
- Mood hipertimia
Suasana
perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang
berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
Contoh
:
- Mood euforia
Suasana
perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.
Contoh
:
- Mood ekstasia
Suasana
perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap-luap.
Contoh :
- Aleksitimia
Suatu
kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Contoh :
- Anhedonia
Suatu
suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap
berbagai aktivitas kehidupan.
Contoh :
- Mood kosong
Kehidupan
emosi yang sangat dangkal, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan
suasana perasaan.
Contoh :
- Mood labil
Suasana
perasaan yang berubah dari waktu ke waktu.
Contoh :
- Mood iritabel
Suasana
perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dan seringkali bereaksi
berlebihan terhadap suasana yang tidak disenanginya.
Contoh :
b. Afek
Respons emosional saat sekarang, yang
dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak-gerik
tubuhnya.
- Afek luas
Ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah
variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh
sesuai dengan suasana yang dihayatinya.
Contoh :
-
Afek menyempit
Menggambarkan suasana
emosi yang terbatas
Contoh :
- Afek menumpul
Merupakan
penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi.
Contoh :
- Afek mendatar
Suatu hendaya afektif
berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu
kehilangan kemampuan ekspresi emosi.
Contoh :
- Afek
serasi
Menggambarkan keadaan
normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi
dan suasan yang dihayatinya.
Contoh :
- Afek
tidak serasi
Kondisi sebaliknya yakni
ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati.
Contoh :
- Afek labil
Menggambarkan perubahan
irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal
Contoh
:
PERILAKU
MOTORIK
Perilaku motorik adalah ekspresi
perilaku individu yang terwujud dalam ragam aktivitas motorik. Beberapa ragam
gangguan perilaku motorik adalah :
1. Stupor katatonia
Penurunan
aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi sebagai gerakan yang lambat
hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung. Keadaan ini dapat dijumpai
pada skizofrenia katatonik.
Contoh :
2. Furor katatonia
Suatu
keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa
motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.
Contoh :
3. Katalepsia
Keadaan
mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama.
Contoh :
4. Flexibilitas cerea
Keadaan
sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga
diistilahkan seluwes lilin.
Contoh :
5. Akinesia
Menggambarkan
suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat terbatas pada keadaan berat
menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik.
Contoh :
6. Bradikinesia
Perlambatan
gerakan motorik yang biasa terjadi pada parkinsonisme atau penyakit parkinson.
Contoh :
PROSES
PIKIR
1. Proses
pikir primer
Terminologi
yang umum untuk pikiran yang dereistic,
tidak logis, magis; secara normal ditemukan pada mimpi, tidak normal seperti
pada psikosis.
Contoh :
2. Gangguan
bentuk pikir/arus pikir
a. Asosiasi
longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subjek ke
subjek lain yang tidak berhubungan sama
sekali; dalam bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia.
Contoh :
b. Inkoherensia
: pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti, pikiran atau kata keluar
bersama-sama tanpa hubungan yang logis atau tata bahasa tertentu hasil
disorganisasi pikir.
Contoh :
c. Flight
of idea/ lompat gagasan: pikiran yang sangat cepat, verbalisasi berlanjut atau
permainan kata yang menghasilkan perpindahan yang konstan dari satu ide ke ide
lainnya; ide biasanya berhubungan dan dalam bentuk yang tidak parah, pendengar
mungkin dapat mengikuti jalan pikirannya.
Contoh :
d. Sirkumstansial
: pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat mencapai point yang
diharapkan, tetapi seringkali akhirnya mencapai point atau tujuan yang
diharapkan, sering diakibatkan keterpakuan yang berlebihan pada detail dan
petunjuk-petunjuk.
Contoh :
e. Tangensial
: ketidakmampuan untuk mencapai tujuan secara langsung dan seringkali pada
akhirnya tidak mencapai point atau tujuan yang diharapkan.
Contoh :
ISI
PIKIR
Gangguan Isi pikir:
1. Kemiskinan
isi pikir : pikiran yang hanya menghasilkan sedikit informasi karena
ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak dikenal.
Contoh :
2. Waham
atau delusi: suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan
simpulan yang keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dengan
intelegensia dan latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat
penalaran atau dengan jalan penyajian fakta.
Jenis-
jenis waham:
a. Waham
bizzare: keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh.
Contoh :
b. Waham
sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinan yang tergabung dengan satu
tema/kejadian.
Contoh:
c. Waham
nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak
ada atau menuju kiamat.
Contoh :
d. Waham
somatik: perasaan yang keliru yang melibatkan fungsi tubuh.
Contoh :
e. Waham
paranoid: termasuk didalamnya waham kebesaran, waham kejaran/presekutorik,
waham rujukan (reference), dan waham dikendalikan.
·
Waham kebesaran : keyakinan atau
kepercayaan, biasanya psikotik sifatnya, bahwa dirinya adalah orang yang sangat
kuat, sangat berkuasa atau sangat besar.
Contoh :
·
Waham kejaran (presekutorik): suatu
delusi yang menandai seorang yang paranoid, yang mengira bahwa dirinya adalah
korban dari usaha untuk melukainya, atau yang mendorong agar dia gagal dalam
tindakannya. Kepercayaan ini sering dirupakan
dalam bentuk komplotan yang khayali, dokter dan keluarga pasien
dicurigai bersama-sama berkomplot untuk merugikan, merusak, mencederai, atau
menhancurkan dirinya.
Contoh:
·
Waham rujukan (delusion of reference) :
suatu kepercayaan keliru yang meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti
akan memfitnah, membahayakan, atau akan menjahati dirinya.
Contoh :
·
Waham dikendalikan : keyakinan yang
keliru bahwa keinginan, pikiran, atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan
dari luar.
Termasuk didalamnya:
-
Thought withdrawal : waham bahwa
pikirannya ditarik oleh orang lain atau kekurangannya.
Contoh :
-
Thought insertion : waham bahwa
pikirannya disisipi oleh orang lain atau kekuatan lain.
Contoh:
-
Thought broadcasting : waham bahwa
pikirannya dapat diketahui oleh orang lain, tersiar diudara.
Contoh :
f. Waham
cemburu: keyakinan yang keliru yang berasal dari cemburu patologis tentang
pasangan yang tidak setia.
Contoh:
g. Erotomania
: keyakinan yang keliru, biasanya pada wanita, merasa yakin bahwa seseorang
sangat mencintainya.
Contoh :
PERSEPSI
1. Depersonalisasi
Adalah
satu kondisi patologis yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif
dengan gambaran seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya)
sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali).
Contoh :
2.
Derealisasi
Adalah
perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak nyata.
Contoh :
3. Ilusi
Adalah
satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata.
Contoh :
4. Halusinasi
Persepsi
atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata;
maenghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
Jenis-jenis halusinasi :
a.
Halusinasi hipnagogik
persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika
mulai jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Contoh :
b.
Halusinasi hipnapompik
persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika
seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Contoh :
c.
Halusinasi auditorik :
persepsi suara yang keliru, biasanya berupa
suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik.
Contoh :
d.
Halusinasi visual
persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa
bentuk jelas (orang) atau pun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), seringkali
terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
e.
Halusinasi penciuman
persepsi
penghidu keliru yang seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
f.
Halusinasi pengecapan
persepsi pengecapan keliru seperti rasa tidak
enak sebagai gejala awal kejang, seringkali terjadi pada gangguan medis umum.
Contoh :
g.
Halusinasi taktil
persepsi perabaan keliru seperti phantom libs (sensasi anggota tubuh
teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah kulit).
Contoh :
h.
Halusinasi somatik
Sensasi
keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, lebih sering menyangkut organ
dalam (juga dikenal sebagai cenesthesic
hallucination).
Contoh :
i.
Halusinasi liliput
persepsi
keliru yang mengakibatkan obyek terlihat lebih kecil (micropsia).
Contoh :
REALITY
TESTING OF ABILITY (RTA)
Kemampuan
seseorang untuk menilai realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi,
respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan. Kekacauan
perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan
berat dalam kemampuan menilai realitas (Reality
Testing of Ability).
DAYA
NILAI
Kemampuan
untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan situasi
tersebut.
1. Daya nilai sosial
Kemampuan seseorang untuk menilai
situasi secara benar (situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak
yang sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang
berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada
gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya
sering terganggu.
Contoh :
2. Uji Daya Nilai
Kemampuan
untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi
imajiner yang diberikan.
Contoh :
Kemampuan
seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi
(termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri).
Tilikan derajat 1 : penyangkalan
total terhadap penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 2 : ambivalensi
terhadap penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 3 : menyalahkan
faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 4 : menyadari
dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak memahami penyebab sakitnya.
Contoh :
Tilikan derajat 5 : menyadari penyakitnya dari
faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.
Contoh :
Tilikan derajat 6 : menyadari
sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
Contoh :